Feeds RSS
Feeds RSS

Selasa, 08 November 2011

MODUL 1 MOTION AND TIME STUDY


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran Waktu Kerja
                     Waktu merupakan elemen yang sangat menentukan da1am merancang atau memperbaiki suatu sistem kerja. Peningkatan efisiensi suatu sistem kerja secara mutlak berhubungan dengan waktu kerja yang digunakan da1am berproduksi. Pengukuran waktu (time study) pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan lamanya waktu kerja yang dibutuhkkan oleh seorang operator (yang sudah terlatih) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik, pada tingkat kecepatan kerja yang normal,serta dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu.
Dengan demikian pengukuran waktu ini merupakan suatu proses kuantitatif, yang diarahkan untuk mendapatkan suatu kriteria yang obyektif. Study mengenai pengukuran waktu kerja dilakukan untuk dapat melakukan perancangan atau perbaikan dari suatu sistem kerja. Untuk keperluan tersebut, dilakukan penentuan waktu baku, yaitu waktu yang diperlukan dalam bekerja dengan telah mempertimbangkan faktor-faktor diluar elemen pekerjaan yang dilakukan. Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yakni pengukuran waktu kerja langsung dan tidak langsung.
http://dare4ever.wordpress.com
2.1.1 Pengukuran Waktu Kerja Langsung
          Pengukuran kerja langsung yaitu pengukuran kerja yang dilakukan secara langsung di suatu tempat dimana pekerjaan tersebut dijalankan. pengukuran kerja langsung meliputi : pengukuran jam henti (stop watch time study) dan metode sampling. Metode pengukuran dengan Jam henti, karakteristiknya yaitu :
1.      Jenis aktivitas pekerjaan bersifat homogen.
2.       Aktivitas dilakukan secara berulang - ulang dan sejenis.
3.       Terdapat output yang riil, berupa produk yang dapat dinyatakan secara kuantitatif.

Terdapat juga kelebihan dan kekurangan pada pengukuran kerja langsung, yaitu:
·         Kelebihannya :
Lebih praktis, karena tanpa harus mencatat waktu pekerjaan yang mengandung elemen-elemen kerjanya.
·         Kekurangannya :
Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang mahal.
www.scribd.com
2.1.2 Pengukuran Waktu Kerja Tidak Langsung
Pengukuran kerja tidak langsung yaitu perhitungan waktu tanpa harus berada ditempat pekerjaan akan tetapi harus mampu membaca tabel-tabel yang tersedia dan mengetahui jalannya pekerjaan melalui elemen-elemen gerakan. Pengukuran kerja tidak langsung meliputi :  Data Waktu Baku dan data waktu gerakan.
Dimana waktu baku merupakan waktu yang seharusnya digunakan oleh operator yang normal pada keadaan yang normal untuk memproduksi satu unit produk dari beberapa data jenis produk. Waktu standar/baku juga merupakan toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan. Namun, jangka waktu penggunaan waktu standar ada batasannya. Hal ini terjadi karena proses produksi terus dikembangkan dan berubah secara kontinyu, sehingga waktu standar yang telah dipergunakan tidak representatif lagi. Oleh karena itu waktu standar harus selalu diperbaharui. Untuk menghitung waktu standar dilakukan dengan melakukan pengamatan jumlah produktif pada sampling pekerjaan.
http://dare4ever.wordpress.com
Penetapan waktu baku/standard dilaksanakan dengan cara :
a.  stopwatch time study, Stop-watch time study ini merupakan salah satu cara pengukuran kerja langsung. Stop-watch time study diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor. Metode ini baik diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang (repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerja bagi semua pekerja yang akan melaksanaan pekerjaan yang sama seperti itu.    
b. sampling kerja, Sampling kerja adalah suatu aktifitas pengukuran kerja untuk mengestimasi proporsi waktu yg hilang (idle/delay) selama siklus kerja berlangsung dan pengamatannya dilakukan secara random.
http://dare4ever.wordpress.com
Data waktu gerakan terdiri dari work faktor (WF) System, Maynard Operation Sequence Time (MOST System), dan Motion Time Measurement (MTM System).  Work factor system merupakan salah satu sistem dari predetermined Time System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan. Sistem ini memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan manual dengan menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetpakan lebih dulu. MOST merupakan sebuah sistem untuk mengukur kerja, sistem data MTM level tinggi yang menyelidiki keseluruhan  konsep kerja untuk menemukan cara yang lebih baik bagi analis dalam mencapai tujuannya. Kerja berarti mengeluarkan energi untuk melakukan aktivitas yang berguna, perpindahan massa atau sebuah obyek. Jadi MOST memusatkan pada pergerakan obyek yang mengikuti pola-pola tertentu secara berulang seperti search, move, position. Pola-pola ini diidentifikasikan berurutan yang merupakan sub aktivitas dalam menggerakkan obyek sebagai dasar MOST Sequence Models.Sedangkan motion time measurement yaitu suatu sistem penetapan awal waktu baku yang dikembangkan berdasarkan studi gambar gerakan kerja dari suatu operasi kerja industri yang direkam dalam film. Pengukuran waktu metode membagi gerakan kerja atas elemen gerakan menjangkau (reach), mengangkut (move), memutar (turn), memegang (grasp), mengarahkan (position), melepas (release), dan lain-lain.
                                                                                                                                                                                                 http://dare4ever.wordpress.com
Adapun kelebihan dan kekurangan dari pengukuran kerja secara tidak langsung yaitu :
·                Kelebihan :
a.         Waktu relatif singkat, tanpa mencatat elemen-elemen gerakan pekerja satu persatu.
b.         Biaya lebih murah.
c.         Memiliki kemampuan memprediksi suatu penyelesaian pekerjaan.
·                Kekurangan :
a.        Tidak terdapat tabel data waktu gerakan yang menyeluruh.
b.       Tabel yang digunkan adalah untuk orang eropa.
c.        Dibutuhkan ketelitian yang tinggi.
www.scribd.com
2.2 Prinsip – prinsip Ekonomi Gerakan
          Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, tentu diperlukan perancangan sistem ui kerja yang baik pula. Oleh karena itu sistem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan hasil kerja yang diinginkan. Prinsip ekonomi gerakan terkait juga dengan studi gerakan, karena ssstem kerja harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan yang ekonomis. Prinsip ekonomi gerakan yang akan dibahas dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya, pengaturan tata letak tempat kerja dan perancangan peralatan. 
1.      Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tubuh manusia dan gerakannya terdiri
·               Kedua tangan sebaiknya memulai dengan mengakhiri gerakan pada saat yang sama.
·               Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat.
·               Gerakan kedua tangan harus dibuat dengan arah simetri dan berlawanan arah.
Ketiga prinsip diatas cukup erat satu sama lainnya dan dapat dipertimbangkan secara bersama-sama. Pada umumnya setiap pekerjaan akan lebih mudah dan cepat dikerjakan sekaligus oleh tangan kanan dan kiri. Gerakan yang simetris diperlukan agar kedua tangan mencapai keseimbangan antara satu dengan yang lainnya. Lintasan pekerjaan yang tidak beratur akan lebih cepat menimbulkan kelelahan
·               Pergerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat. Yaitu hanya menggerakkan tangan atau bagian badan secukupnya saja untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Penugasan pada bagian tubuh harus memperhatikan kesanggupan dari bagian-bagian tubuh itu sendiri, agar tidak menimbulkan gerakan-gerakan sulit yang harus dilakukan oleh tubuh.
·               Sebaiknya para pekerja dapat memanfaatkan momentum untuk membentuk pekerjaannya, pemanfaatan ini timbul karena berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
Dalam beberapa keadaan ditempat kerja sering dijumpai total berat dari objek digerakan sepenuhnya oleh pekerja, hal tersebut tidak dimanfaatkannya prinsip momentum.
·               Gerakan yang patah-patah, banyak berubah arah akan memperlambat gerakan tersebut.
Perubahan arah gerakan dalam suatu pekerjaan akan memperlambat waktu penyelesaian kerja. Hal ini seperti pada saat memegang yang didahulukan dengan menjangkau dilanjutkan dengan membawa dan yang lainnya.
·               Pekerjaan sebaiknya dirancang semudah-mudahnya dan jika memungkinkan irama kerja harus mengikuti irama yang alamiah bagi sipekerja.
Yang dimaksud deengan irama yang sering diartikan pada kecepatan rata-rata mengulang kembali gerakan, misalnya irama melangkah kaki, irama pernafasan mengikuti irama yang tertentu.
·               Usahakan sesedikit mungkin gerakan mata.
Maksudnya seringkali antara tangan dan mata terjadi koordinasi dimana fungsi mata sebagai pengarah dan tangan. Rasa lelah yang dialami oleh mata akan menjalar keseluryh badan dengan cepat.
2.        Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan pengaturan tata letak tempat kerja
·         Sebaiknya diusahakan agar bahan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap.
Jika tempat bahan dan peralatan sudah tetap, tangan pekerja akan secara otomatis dapat mengambilnya, sehingga mencari yang merupakan pekerjaan mental yang dihilangkan.
·         Tempatkan bahan dan peralatan di tempat yang mudah, cepat dan enak untuk dicapai.
Bahwa untuk menjangkau jarak yang pendek diperlukan waktu yang lebih singkat dibandingkan bila jaraknya lebih jauh. Oleh karena itu semua bahan dan peralatan sedapat mungkin harus diatur tata letaknya menurut prinsip.
·         Sebaiknya untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang dirancang mekanisme yang baik.
Penempatan objek yang telah selesai dikerjakan sebaiknya diatur dengan mempertimbangkan cara kerja secara keseluruhan termasuk urutan-urutan geraknya.
·         Bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan sedemikian rupa sehingga gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik.
Bahan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tangan dapat mengambil bahan tersebut dengan secepatnya.
·         Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan hal yang menyenangkan.
Rancangan kerja yang baik adalah rancangan yang memungkinkan untuk melakukan pekerjaan secara kombinasi duduk dan berdiri. 
·         Tipe tinggi kursi harus sedemikian rupa sehingga pekerja yang mendudukinya bersikap (mempunyai postur) yang baik.
Bersikap yang baik pada waktu berdiri adalah sikap dimana kepala-leher-dada dan perut berada dalam keseimbangan yang baik ke arah vertikal.
·         Tata letak peralatan dan pencahayaan sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi yang baik untuk penglihatan.
Penerangan / pencahayaan yang baik meupakan kebutuhan utama dalam pekerjaan yang memerlukan ketelitian dalam penglihatan.
3.      Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan perancangan peralatan
·         Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila menggunakan peralatan pembantu atau alat yang dapat digerakkan dengan kaki dapat ditingkatkan.
Seringkali banyak kita jumpai peralatan pada suatu pabrik hanya menunjukan dijalankan dengan oleh tangan saja. Hal ini mengakibatkan bagian tubuh lain termasuk kaki menganggur sepanjang siklus kerja tersebut.
·         Sebaiknya peralatan dirancang sesederhana mungkin agar mempunyai lebih dari satu kegunaan.
Dengan memakai alat yang lebih dari satu kegunaan diharapkan proses pengambilan alat yang lain dalam suatu pekerjaan dapat ditiadakan, karena alat tersebut dapat pula dikerjakan oleh alat yang sedang dipakai.
·         Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan.
Perancangan juga harus diatur sedemikian rupa sehingga alat-alat tersebut dapat disimpan ditempat penyimpanan dan memungkinkan dapat diambil secara mudah bila akan dipakai dalam pekerjaan selanjutnya.
·         Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, maka beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.
Tangan kanan biasanya lebih kuat dari tangan kiri. Tidak demikian halnya dengan jari, sulit sekali untuk menyamakan kemampuan atau kekuatan dari setiap jari, pada umumnya jari telunjuk dan jari tengah merupakan jari yang lebih kuat dari jari lainnya.
2.3 Gerakan Fundamental ( Therblig’s )
            Perancangn kerja manual didasarkan pada prinsip pengetahuan gerakan dan ekonomi gerakan. Mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang akan dipelajari terlebih dahulu gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja dan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIGH. Disini menguraikan gerakan-gerakan dasar kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligh.
  1. Mencari (Search)
Mencari adalah elemen dasar gerakan pekerja untuk menentukan lokasi suatu obyek. Gerakan kerja dalam hal ini dilakukan  oleh mata. Gerakan dimulai pada saat mata mulai mencari objek dan berakhir bila objek tersebut telah ditemukan.
  1. Memilih (select)
Memilih adalah elemen Therbligs yang merupakan gerakan kerja untuk menemukan/ memilih suatu objek diantara dua atau lebih objek yang sama lainnya. Elemen Therbligs ini dimulai saat mata mulai bergerak memilih dan berakhir bila objek yang dikehendaki sudah ditemukan.
  1. Memegang (Grasp)
Memegang adalah elemen gerakan tangan yang dilakukan dengan menutup jari-jari tangan objek yang dikehendaki dalam suatu operasi kerja. Elemen Therbligs ini biasanya didahului oleh gerakan menjangkau (reach).
  1. Melepas (Release Load)
Elemen gerak melepas terjadi pada saat tangn operator melepas kembali terhadap objek yang dipegang sebelumnya. Elemen gerakan melepas ini biasanya didahului dengan gerakan menjangkau.
  1. Memegang untuk Memakai (Hold)
Elemen gerakan Therbligs ini terjadi bilamana tangan memegang objek tanpa menggerakkan objek tersebut. Perbedaannya dengan elemen memegang (grasp) tangan memegang objek dan dilanjutkan dengan gerakan membawa (move), sedangan elemen gerakan memegang untuk memakai (hold) terjadi dimana tangan yang satu melakukan gerak kerja memegang dan tangan yang lainnya melakukan gerakan memasang.
  1. Mengarahkan (Position)
Mengarahkan adalah elemen dasar Therbligs yang terdiri dari menempatkan objek pada lokasi yang dituju secara tepat. Gerakan dimulai sejak tangan memegang/ mengontrol objek tersebut ke arah yang dituju dan berakhir pada saat gerakan berakhir atau melepas/ memakai dimulai.
  1. Mengarahkan Awal (Pre-Position)
Elemen gerak mengarahkan awal adalah elemen Therbligs yang mengarahkan objek pada suatu tempat sementara sehingga pada saat kerja mengarahkan objek benar-benar dilakukan maka objek tersebut dengan mudah akan bisa dipegang dan dibawa ke arah tujuan yang dikehendaki.
  1. Memeriksa (Inspect)
Elemen Therbligs ini termasuk langkah kerja untuk menjamin bahwa objek telah memenuhi persyaratan kualitas yang ditetapkan. Gerakan kerja dilaksanakan dengan pengecekan secara rutin oleh operator selama proses kerja berlangsung. Elemen dapat berupa gerakan melihat seperti memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan permukaan benda kerja dan lain-lain aktivitas yang prinsipnya memeriksa obyek kerja untuk dibandingkan dengan standar yang ada.
  1. Merakit (Assemble)
Merakit adalah elemen gerakan Therbligs untuk menghubungkan dua objek atau lebih menjadi satu kesatuan. Pekerjaan merakit dimulai saat objek telah siap dipasangkan dengan objek yang lainnya (biasanya setelah diarahkan terlebih dahulu) dan berakhir segera begitu objek-objek tersebut sudah tergabung sempurna.
  1. Mengurai rakit (disassemble)
Elemen gerakan ini merupakan kebalikan dari elemen Therbligs merakit (assemble). Disini dilakukan gerakan memisah atau menguraikan dua objek yang tergabung satu menjadi objek-objek yang terpisah. Gerakan ini dimulai pada saat pemegangan atas objek telah selesai yang dilanjutkan dengan usaha memisahkan dan berakhir pada saat objek telah terurai sempurna (biasanya terus diikuti dengan gerakan Therbligs lainnya yaitu membawa atau melepas).

  1. Memakai (Use)
Memakai adalah elemen gerakan Therbligs dimana salahsatu atau kedua tangan digunakan untuk memakai/ mengontrol suatu alat/ objek untuk tujuan-tujuan tertentu selama kerja berlangsung. Lama waktu yang diperlukan tergantung ppada jenis pekerjaan atau kecakapan operator untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
  1. Kelambatan yang tak tarhindarkan (Unavoidable delay)
Kondisi kelambatan kerja di sini adalah diakibatkan oleh hal-hal yang diluar kontrol dari operator dan merupakan intrupsi terhadap proses kerja yang sedang berlangsung. Kondisi ini menimbulkan terjadinya waktu menganggur (idle time) selama siklus kerja berlangsung baik yang dialami oleh satu atau kedua tangan operator.
  1. Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable Delay)
Setiap waktu menganggur (idle time) yang terjadi pada siklus kerja yang berlangsung merupakan tanggungjawab operator, akan diklasifikasikan sebagai kelambatan yang bisa dihindarkan. Kegiatan ini merupakan situasi yang tidak produktif yang dilakukan oleh operator, sehingga perbaikan/ penanggulangan yang dilakukan lebih ditujukan kepada operatornya sendiri tanpa harus merubah proses operasi kerjanya.
  1. Merencanakan (Plan)
Elemen Therbligs merencana ini merupakan proses mental dimana opertaor berhenti sejenak bekerja dan berpikir untuk menentukan tindakan –tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Elemen kerja ini dapat terjadi pada saat siklus kerja berlangsung, akan tetapi sering bisa dijumpai pada pekerjaan-pekerjaan baru.
  1. Menjangkau/ membawa tanpa beban (Transport Empty)
Menjangkau adalah elemen gerak Therbligs yang menggambarkan gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban atau hambatan (resistance), baik gerakan menuju atau menjauhi objek atau lokasi tujuannya.


  1. Membawa dengan Beban (Transport Loaded)
Elemen gerakan membawa adalah juga merupakan gerakan berpindah tangan, hanya saja di sini tangan bergerak dalam kondisi membawa beban (obyek). Elemen gerakan ini diawali dan diakhiri pada saat yang sama dengan elemen gerakan menjangkau (reach) hanya saja di sini tangan dalam kondisi membawa beban (objek). Elemen gerakan membawa biasanya didahului oleh elemen gerakan memegang (grasp) dan dilanjutkan oleh elemen gerakan melepas (release) atau mengarahkan (position).
  1. Istirahat untuk Menghilangkan Lelah (Rest to Overcome Fatigue)
Elemen ini bias terjadi pada setiap siklus kerja akan tetapi berlangsung secara periodic. Waktu untuk memulihkan kondisi badan dari kondisi fisik akibat beban kerja berbeda-beda, tidak saja tergantung pada pekerjaan yang ada tetapi juga tergantung pada individu pekerjanya.

        Ketujuh belas elemen Therbligs tersebut dapat diklasifikasikan menjadi efektif dan inefektif Therbligs. Elemen Therblig efektif adalah semua elemen dasar yang berkaitan langsung dengan aktivitas kerja. Untuk elemen kerja Therbligs yang tidak efektif tidak berkaitan dengan aktivitas penyelesaian pekerjaan secara langsung dan harusnya dieliminir dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar dari analisa operasi kerja dan ekonomi gerakan.

Efektif Therbligs
Physical Basic Divisions
*      Menjangkau (reach)
*      Membawa (move)
*      Melepas (release)
*      Memegang (grasp)
*      Mengarahkan awal (pre-position)
Objective Basic Divisions
*      Memakai (use)
*      Merakit (assemble)
*      Mengurai rakit (disassemble)
Inefektif Therbligs:
Mental atau Semi-Mental Basic Divisions
*      Mencari (search)
*      Memilih (select)
*      Mengarahkan (position)
*      Memeriksa (inspect)
*      Merencanakan (plan)
Delay
*      Kelambatan yang tak terhindarkan (unavoidable delay)
*      Kelambatan yang dapat dihindarkan (avoidable delay)
*      Istirahat untuk menghilangkan lelah (rest to overcome vatigue)
*      Memegang untuk memakai (hold)

2.4       Peta Kerja Sebagai Alat Untuk Menganalisa Aktivitas Kerja
Peta kerja merupakan suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas mulai dari awal hingga akhir proses. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut bertujuan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, sehingga dapa dikatakan bahwa fungsi dari peta kerja adalah untuk menganalisa suatu pekerjaan, sehingga dapat mempermudah dalam perencanaan perbaikan kerja.
Apabila dilakukan studi yang seksama tentang peta kerja, maka perbaikan sistem kerja dapat dengan mudah dilakukan. Perbaikan tersebut antara lain :
1.                   Menghilangkan proses yang tidak perlu.
2.                   Menggabungkan proses yang bisa dilakukan secara bersamaan.
3.                   Mengurangi waktu menunggu.
Beberapa lambang yang digunakan dalam peta kerja antara lain:
Lambang
Arti
Operasi

Pemeriksaan (Inspeksi)
Transportasi
Menunggu (Delay)
Penyimpanan

Pada dasarnya peta kerja dibagi menjadi dua jenis berdasarkan kegiatannya, yakni peta kerja setempat dan peta kerja keseluruhan.


2.4.1 Peta Kerja Setempat
Peta kerja setempat merupakan suatu peta kerja yang didalamnya hanya melibatkan orang dan aktivitas dalam jumlah terbatas. Yang termasuk dalam peta kerja setempat ini adalah peta manusia-mesin dan peta tangan kiri dan tangan kanan.
a. Peta Manusia-Mesin
Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja liannya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara  bergantian.Ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu:
·                 Operator bekerja – mesin menganggur (idle)
·                 Operator Menganggur – mesin bekerja.
·                 Operator bekerja – mesin bekerja.
·                 Operator menganggur – mesin menganggur.
Pada dasarnya kondisi menganggur (idle), apakah itu terjadi pada operator maupun mesin adalah suatu hal yang merugikan.Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin.
b. Peta tangan kiri dan tangan kanan
Peta tangan kiri dan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk mengnalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual.Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemen-elemen Therblig yang membentuk gerakan.Dengna menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langlah-langkah perbaikan bisa diusulkan.Pembuatan peta ini baru baru terasa bermanfaat apabila gerakan yang dianalisa tersebut terjadi berulang-ulang (repetitive) dan dilakukan secara manual (seperti halnya dalam prses perakitan).Dari analisa yang dibuat maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (motion economy) bisa diusulkan untuk perbaikan.Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam rytme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun operator fatigue yang minimum. Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan tangan kanan dan tangan   kiri secara rinci baik saat bekerja atau waktu menganggur sehingga dapat menunjukkan perbandingan antara tugas yang dibebankan pada kedua tangan tersebut ketika melakukan suatu pekerjaan.
2.4.2 Peta Kerja Keseluruhan
Peta kerja keseluruhan adalah peta kerja yang menggambarkan kegiatan kerja secara keseluruhan dari mulai sampai menjadi produk. Yang termasuk dalam peta kerja keseluruhan ini adalah peta proses operasi, peta aliran proses, peta proses kelompok kerja, dan diagram aliran.
a. Peta Proses Operasi
Peta proses operasi (Operation Process Chart) atau yang biasa dikenal dengan OPC merupakan suatu diagram yang menggambarkan langkah-langkah proses yang akan dialami bahan baku mengenai urutan operasi dan pemeriksaan. Jadi, dalam suatu peta proses operasi yang dicatat hanyalah kegiatan operasi dan pemeriksaan saja.
Peta proses operasi memiliki beberapa manfaat yang berkaitan dengan produksi dari suatu produk. Manfaat dari peta proses operasi diantaranya adalah untuk mengetahui kebutuhan mesin dan penganggarannya, untuk memperkirakan kebutuhan akan bahan baku, sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik, sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang digunakan saat ini, serta sebagai alat untuk melakukan pelatihan kerja.
b. Peta Aliran Proses
Peta ini menggambarkan seluruh kegiatan secara delay atau menggambarkan langkah-langkah yang dalam orang atau bahan selama mengalami proses operasi.
Kegunaan dari peta aliran proses adalah :
a.    Untuk mengetahui aliran bahan baku atau aktifitas orang mulai dari awal hingga akhir suatu proses.
b.    Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses.
c.    Untuk mengetahui (jumlah kegiatan yang dialami bahan atau yang dilakukan orang).
d.    Alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan atau metode kerja.

c. Peta Proses Kelompok Kerja
Peta ini dapat digunakan dalam suatu tempat kerja dimana untuk melaksanakan pekerjaan tersebut memerlukan kerja sama yang baik dari sekelompok pekerja. Jenis pekerjaan atau tempat kerja yang mungkin memerlukan analisa melalui peta proses kelompok kerja misalnya pekerjaan-pekerjaan pergudangan, pemeliharaan, atau pekerjaan-pekerjaan pengangkutan material lainnya.
Setiap peta aliran proses dipetakan dalam arah mendatar, sehingga paralel satu sama lain, yang satu di atas atau di bawah yang lainnya. Jelaslah disini bahwa satu seri pekerjaan yang dilaksanakan oleh seorang operator sangat erat sekali hubungannya dengan seri operator-operator lainnya. Karena adanya kebergantungan tiap aktivitas, maka dalam peta proses kelompok kerja biasanya banyak dijumpai lambang-lambang kelambatan, yang menunjukkan bahwa suatu aktivitas sedang menunggu aktivitas lainnya.
Peta ini juga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa aktivitas suatu kelompok kerja. Masalah utama jika terjadi kerja sama antara sekelompok orang dimana satu aktivitas dengan lainnya saling bergantung adalah banyaknya dijumpai aktivitas-aktivitas menunggu (delay). Tujuan utama yang harus dianalisa dari kelompok kerja adalah meminimumkan waktu menunggu (delay). Dengan berkurangnya waktu menunggu berarti dapat tercapai tujuan lain yang lebih nyata di antaranya dapat mengurangi ongkos produksi atau proses dan dapat  mempercepat waktu penyelesaian produk atau proses. Keuntungan-keuntungan di atas bisa dicapai setelah dilakukan analisa yang teliti.
d. Diagram Alir
Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan gedung yang menunjukkan lokasi dari semua aktivitas yang terjadi dalam Peta Aliran Proses.
Kegunaan dari Diagram Aliran adalah sebagai berikut :
·         Lebih memperjelas suatu Peta Aliran Proses, apalagi jika arah aliran merupakan factor yang penting.
·         Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.
2.5 Melakukan Pengukuran
2.5.1    Waktu Siklus
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan untuk memberikan kecepatan konveyer.
Waktu siklus juga dapat berarti waktu penyelesaian bahan baku produksi mulai dari bahan baku menjadi bahan jadi, dimana hal tersebut dikerjakan di tempat kerja tersebut.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada umumnya akan sedikit berbeda dari satu siklus ke siklus lainnya, walaupun pekerja bekerja secara normal dan bekerja secara wajar. Penyelesaian masing-masing elemen itu diselesaikan dalam waktu yang berbeda.
Aktivitas pengukuran kerja pada dasarnya merupakan proses sampling. Konsekuensinya adalah semakin besar jumlah siklus kerja diukur maka akan semakin mendekati kebenaran akan data waktu yang diperoleh. Konsistensi dari hasil pengukuran dan pembacaan waktu merupakan hal yang sangat diperlukan dalam proses pengukuran kerja. Semakin kecil variasi data yang ada, jumlah pengukuran yang harus dilakukan akan semakin sedikit.
Rumus dari Waktu siklus adalah :
Dimana :    = jumlah waktu yang diamati
N = jumlah pengamatan
Untuk mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah memenuhi syarat (mencukupi) atau masih kurang dapat diketahui dengan rumus:


Dimana :
N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
s = tingkat kepercayaan
k = konstanta
x = waktu pengamatan
N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan
Nilai k ditentukan dengan ketentuan:
a) Jika tingkat kepercayaan 99% maka k = 3
b) Jika tingkat kepercayaan 95% maka k = 2
c) Jika tingkat kepercayaan 68% maka k = 1


2.5.2       Performance Rating dengan Metode Westinghouse dan Waktu Normal
Performance Rating atau biasa disebut performance operator adalah kecepatan operator atau pekerja dalam menyelesaikan pekerjaan. Performance rating biasanya didasarkan pada operator speed, space atau tempo.
Tujuan dari performance rating adalah untuk menormalkan kembali waktu kerja yang diukur. Waktu kerja yang tidak normal terjadi karena operator bekerja kurang wajar yaitu bekerja dengan kecepatan yang tidak semestinya. Ketidaknormalan ini bisa berupa lebih lambat atau lebih cepat.
Performance rating biasanya dinyatakan dalam bentuk presentase (%) atau angka desimal, dimana 100% atau 1,00 adalah performance kerja normal dari pekerja. Performance rating mempunyai tingkat ketrampilan dan kecakaan yang berbeda. Untuk menentukan tingkat ketrampilan dapat mendasarkan skala utama adalah sebagai berikut:
50                    : uraian sangat lamban, gerak canggung ragu-ragu, petugas nampak tidur tanpa  minat untuk pekerjaannya.
75        : uraian mantap, tenang, tak tergesa-gesa pelaksanaannya, seperti pada pekerjaan ketenangan tapi pekerja yang cukup   di-awasi; nampak lamban, tetapi waktu tidak dibuang dengan sengaja sewaktu diawasi.
100      : uraian pelaksanaan yang cekatan dan ber-sungguh-sungguh, seperti pada pekerja biasa yang memenuhi syarat pada  pekerjaan ketenangan; standar yang dikehendaki mengenai mutu dan ketepatan dicapai denganpenuh kepercayaan.
125      : uraian sangat cepat : petugas memperlihatkan tingkat kepercayaan tinggi ketangkasan dan koordinasi gerak, sungguh di atas tingkat pekerja biasa yang terlatih. 150  uraian luar biasa cepat; memerlukan usa- ha dan pemusatan pikiran yang sangat dan kiranya dapat dipertahankan untuk jangka waktu lama; pelaksanaan gemilang yang hanya dapat dicapai oleh pekerja-pekerja teladan.
Rating faktor atau penyusuaian pada umumnya diaplikasikan sebagai penormalan waktu kerja yang diperolah dari pengukuran kerja dari operator yang kecepatan kerjanya berubah-ubah.

Untuk memperoleh rating faktor (penyesuaian) terdapat beberapa cara, yaitu :
a.       Cara Schumard
Cara ini merupakan cara yang memberikan patokan melalui kelas-kelas performance kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai yang berbeda-beda.
b.      Cara Westinghouse
Cara westinghouse memiliki 4 faktor yaitu :
1.      Skill
Skill dibagi dalam beberapa bagian (misalnya keragua-raguan, kepercayaan diri, ketelitian gerakan, koordinasi, irama gerakan. Setelah semuanya diuraikan menjadi satu maka akan terlihat adanya hubungan antar keterampilan dengan usaha. Semisal pekerja yang keterampilannya rendah tetapi bekerja dengan penuh usaha yang sungguh-sungguh sebagai imbangannya.
2.      Effort
Effort disini sangat berkait dengan keterampilan (skill) dimana suatu keterampilan dan usaha yang dikombinasikan dengan baik maka akan terjadi hubungan antara keterampilan dan usaha.


3.      Condition
Kondisi kerja misalnya ideal, excellent, good, average, fair dan poor
4.      Consistency
Konsistensi ini perlu diperhatikan karena kenyataan bahwa pada setiap pengukuran waktu angka-angka yang dicatat tidak pernah sama, waktu penyelesaiannya selalu berubah-ubah dari dari satu siklus ke siklus lainnya.
c.       Cara Obyektif
Pada cara ini terdapat 2 faktor yang harus diperhatikan, yaitu : kecepatan kerja dan tingkat kesulitan kerja. Waktu normal pekerja ditentukan oleh seberapa besar harga P.
Pakerja akan bekerja secara wajar bila P = 1, pekerja akan bekerja terlalu cepat apabila P > 1, dan P < 1 maka pekerja bekerja secara lambat.
d.      Cara Persentase
Pada cara ini besar faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Jadi sesuai dengan pengukurannya pengamat menentukan harga p yang menurut pendapatnya menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan waktu siklus.
e.       Cara Bedaux
Pada dasarnya cara Bedaux tidak banyak berbeda dengan cara Shumard, hanya berbeda pada nilai-nilai dinyatakan dalam “B”.
f.       Cara Sintesis
Pada cara waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga-harga yang diperoleh dari tabel-tabel data-data waktu gerakan untuk kemudian dihitung harga rata-ratanya.



2.5.3      Allowance dan Waktu Baku
Allowance atau kelongaran adalah faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena operator dalam melakukan pekerjaannya sering tergangu pada hal-hal yang tidak diinginkan namun bersifat alamiah, sehingga waktu penyelesaian menjadi lebih panjang (lama).
Ada tiga jenis allowance, yaitu :
1.      Personal Allowance, merupakan kelongaran yang diberikan paada operator untuk melakukan kegiatan pribadi. Yang termasuk kedalam kegiatan ini adalah ke kamar kecilm ibadah, minum, makan, dan lain sebagainya.
2.      Fatique Allowance, turunnya hasil produksi yang disebabkan oleh kelelahan fisik manusia, disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya kerja yang membutuhkan pikiran dan kerja fisik. Waktu yang diberikan kepada operator untuk beristirahat berbeda, tergantung pada individu yang bersangkutan.
3.      Delay Allowance, merupakan kelongaran yang diberikan untuk mengatisipasi terjadinya keterlamabatan yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak bisa dihindari maupun faktor yang bisa dihindari.



2.5.4       Langkah Perhitungan Waktu Baku
Waktu baku adalah waktu normal yang telah memperhitungkan waktu kelongaran.
Manfaat dari waktu baku itu sendiri adalah :
·         Penjadwalan produksi (Production Schedulling )
·         Perencanaan kebutuhan tenaga kerja ( Man Power Planning )
·         Perencanaan sistem kompensasi
·         Menunjukkan kemampuan pekerja berproduksi
·         Mengetahui besaran - besaran performansi sistem kerja berdasar data produksi aktual


Rumus dari waktu baku :

Untuk mendapatkan waktu baku itu sendiri, terdapat beberapa langkah, yaitu :
1.      Menentukan Waktu siklus rata-rata
2.      Mencari Waktu normal
3.      Menghitung Waktu baku

0 komentar:

Posting Komentar